Posts

Showing posts from 2020

Mini Project - Komik Keroyokan Anak

Image
  Bismillah, sejak PSBB dan school from home diberlakukan, ada satu kegiatan baru di keluarga kami yaitu membuat komik.  Kegiatan ini tercetus spontan karena saya perhatikan anak saya selalu menggambar, setiap hari. Dengan niat tidak mau kertas gambarnya hanya menjadi coretan dan pada akhirnya bertengger di tempat sampah khusus kertas, maka saya ajak dia menonton cara membuat komik. Ia tertarik! Sejak itu kami menjadi tim pembuat komik keluarga dengan pembagian tugas seperti ini : Tukang garis : Ayah Tukang tulis : Ibu Tukang gambar dan warnai : Aidan Komik keluarga ini menjadi satu oleh-oleh selama pandemi.  Nanti, ketika ini terlewati, kita semua punya cerita menarik untuk dibagikan. Cerita tentang karya yang dihasilkan bersama anak. Berikut foto proses dan beberapa cuplikan komiknya: Alhamdulillah sudah jadi puluhan lembar dan kami kirimkan hasil itu kepada keluarga terdekat. Komik dengan 4 panel ini begitu sederhana tetapi punya cerita yang menjadi pengalaman mewah kami sebagai kel

Dengarkan kata hati untuk hidup bermartabat

Image
sumber gambar : Gerd Altmann, Pixabay Izinkan saya mengawali tulisan ini dengan mengutip apa yang disampaikan Ibu Septi dalam code of conduct komunitas Ibu Profesional : Ibu adalah salah satu arsitek peradaban. Bagaimana bisa membangun peradaban kalau diri kita sendiri masih tuna adab. Mendengar diskusi Yunda Ney dan Yunda Utami sangat menarik karena mengingatkan kita untuk memperbaiki diri agar hidup dengan lebih bermartabat. Apa maksudnya hidup dengan lebih bermartabat? banyak sekali contoh-contoh yang diberikan seperti bertanggung jawab dengan amanah yang dimiliki, memastikan tidak mengakui karya orang lain sebagai karya individu dan bersikap aktif untuk berkontribusi. Salah satu contoh perbuatan yang dibicarakan dan menjadi quiz adalah terkait media publikasi. Bagaimana sikap kita jika mendesain sesuatu dengan menggunakan aplikasi gratis? beberapa ada yang menghilangkan watermark sedemikian rupa dan mencantumkannya di caption. Bayangkan jika publikasi tersebut tersebar tanpa menyeb

Cermin untuk maju

Image
Pertemuan pertama begitu menggetarkan hati. Saya mengenal Ibu profesional pada tahun 2018. Niat hati untuk belajar, saya justru tidak hanya dapat ilmu saja, tetapi juga teman baru, wawasan baru dan jiwa baru. Dua hal yang paling terasa di diri saya sejak mengenal komunitas ini adalah saya menjadi individu yang lebih peka dengan lingkungan serta individu yang lebih menghargai hidup dengan memberi.  Dari Ibu Profesional, saya kenal Rumah Belajar Menulis (RBM). Saat bergabung sebagai anggota RBM pada tahun pertama, saat itu sedang ada proyek antologi. Saya belum paham apa yang dimaksud antologi hehehe pokoknya ikut berpartisipasi saja. Pada saat itu, tulisan saya terpilih sebagai salah satu tulisan yang akan dibukukan dalam buku berjudul 1001 wajah Ibu - memoar pengasuhan Ibu.  Pengalaman itu sangat berkesan, selain karena pertama kali punya buku antologi, buku itu adalah penggalan catatan berharga dalam pengasuhan saya sebagai seorang Ibu bekerja di ranah publik.  Suatu ketika di acara p

Permata di dalam diri

Image
  Tahukah kamu apa itu Permata? Permata adalah salah satu jenis batu mineral yang terbentuk dari proses geologi. Berlian adalah salah satu jenis batu permata. Untuk dijadikan perhiasan, permata harus melewati pemolesan. Tidak semua batu dapat disebut sebagai batu permata. Sebuah batu dapat dikategorikan permata jika memenuhi syarat tertentu. Batu tersebut harus memiliki ketahanan, keindahan dan kelangkaan. Mengapa saya mengawali tulisan ini dengan pertanyaan dan informasi mengenai permata? Dari berbagai bincang-bincang yang terjadi, saya mengamati dan sampai pada satu kesimpulan bahwa setiap individu itu begitu berharga selayaknya permata. Dalam proses coaching yang saya lakukan, tugas terbesar dari percakapan coaching adalah membimbing coachee untuk sampai pada tahap menemukan permata dalam dirinya. Ketika sudah sampai di tahap itu, setiap individu dapat melakukan pemolesan sendiri sesuai keberadaan dan tujuan permata yang ingin difungsikan. Saya persembahkan tulisan ini sebagai alira

Membeli Rumah Impian

Image
Impian memiliki rumah adalah impian sebagian besar pasangan suami istri. Mengapa saya katakan sebagian besar, karena faktanya ada beberapa pasangan suami istri yang tidak menjadikan rumah sebagai tujuan keuangannya. Hal ini dikarenakan mereka sudah memiliki rumah sebagai pemberian dari orang tua, sehingga tujuan finansialnya diarahkan kepada pendidikan anak, liburan keluarga dan juga persiapan pensiun. Proses membeli rumah juga bukan proses yang mudah. Membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan juga kemantapan hati. Berikut adalah lima tips yang ingin saya sampaikan sesuai pengalaman membeli properti, khususnya rumah impian. 1. Pahami makna rumah Berdasarkan QS An-nahl (16:80) Allah menjadikan untuk kamu rumah-rumah sebagai tempat ketenangan. Maka sejatinya, rumah bermakna tempat untuk mendapatkan ketenangan. Bagi saya, rumah adalah sumber ketenangan pikiran, ketenangan hati dan ketenangan bertindak. Oleh karena itu, penting untuk mengembalikan ke diri sendiri tentang makna rumah bagi pa

Hidup di Apartemen

Image
Sudah sewindu kami tinggal di apartemen yang berlokasi di pusat kota Jakarta. Kami sengaja memilih unit di lantai dua puluh enam. Gemerlap lampu kota dari balik jendela kamar menjadi pemandangan favorit kami dari ketinggian tersebut. Setiap malam pergantian tahun masehi, kami dapat menikmati kembang api yang berdansa di langit sambil bersantai di kamar. Indah, bukan? Waktu yang kami tempuh ke lokasi kerja sekitar lima belas menit. Saya ke arah Jakarta Utara dan suami ke arah Jakarta Selatan. Waktu yang singkat itu membuat kami bisa tetap waras dan merasa tetap optimal mengasuh anak. Ketika bulan ramadhan, kami dapat berbuka puasa bersama. Masjid yang berada di basement gedung apartemen, membuat kami nyaman untuk itikaf disana sambil menjinjing bantal, selimut dan sesekali naik ke lantai tempat kami tinggal untuk mengambil mainan anak ataupun menambah perbekalan. Nikmat, bukan? Pagi-pagi sebelum beraktivitas, kami masih sempat joging di taman apartemen. Tak jarang ketika akhir pekan, ka

Wastra mencintai hidup atau menghidupi cinta?

Image
Dira merebahkan tubuhnya ke sofa bed. Ia kelelahan setelah rapat maraton online, zoom fatigue, begitu kata kebanyakan orang. Meski lelah secara fisik, tapi hatinya puas. Idenya diterima. Dua belas tahun berkecimpung sebagai analis marketing di industri fashion membuatnya memahami perilaku konsumen. Eits itu tidak seberapa, karena kecintaannya pada wastra nusantara sudah sejak kecil.  Ia senang mengenakan batik. Ragam batik ada di lemari pakaiannya. Di kamarnya, ada sederet foto dirinya dengan desainer batik, termasuk dengan pembatik senior asal Jawa Barat, Nyonya Kenah yang kini berusia 69 tahun. *** I’m ready, ungkapnya menyemangati diri sendiri. Ini adalah babak terakhir dari rangkaian presentasi ide branding batik di masa pandemi. Batik dan keberlangsungan hidup adalah warna utama dari ide yang ia tawarkan. Manajemen utama mulai hadir memasuki ruang meeting zoom. Saat membuka rapat, Pak Dhen, begitulah karyawan menyapa pimpinan tertinggi perusahaan, menyampaikan bahwa ia mengundang

Aruna

Image
Amboi! Semua bersorai mendukung kontestannya masing-masing. Ada tujuh wanita anggun yang terpilih sebagai finalis kontes kecantikan tahun ini. Pikiranku tertuju pada seorang kontestan yang punya gaya berbeda dengan yang lain.  Kontestan itu berasal dari kota besar, kota metropolitan. Pendidikannya tinggi, lulusan program master dari salah satu universitas di negeri Paman Sam. Mengetahui profilnya dari biodata yang kubaca, membuatku punya bayangan tertentu dengan sosok ini. Selama karantina, aku banyak terkejut dengan caranya bertutur kata dan berpenampilan. Pada kelasku mengenai sinematografi, ia memiliki wawasan luas tentang etnografi, ilmu sosial bidang antropologi yang banyak kujadikan landasan dalam menyutradarai film. Bahasa yang ia gunakan dalam berpendapat sangat santun. Ia juga masih fasih berbahasa indonesia tanpa terlihat kesulitan mengucapkannya karena terbiasa berbahasa inggria dua tahun terakhir. Aku juga sering bertemu dengannya di ruang ibadah. Malam ini, semua kontestan

Pelangi di Santorini

Image
Akhirnya aku menginjakkan kaki di sini. Hidup di sebuah desa indah dengan jajaran rumah unik berbaris rapi. Warna warni terang menerangi hatiku. Bunga di setiap sudut jalan menarik diriku untuk mengabadikannya. Pelangi di langit Santorini melengkapi keindahan tempat ini. Aku berdua disini, bersama teman kuliah kesayangan. Teman berbagi suka dan duka. Kami punya banyak kesamaan. Kami juga punya banyak perbedaan. Kami sama sama suka memadukan flat shoes berbahan suede dengan kaus kaki motif. Kami sama sama senang mengenakan rok bermotif monokrom. Kalau bicara selera tas, kami jauh berbeda. Bicara selera kerudung pun kami berbeda. Orang lalu lalang di sekitar kami kebanyakan adalah pasangan yang ingin berbulan madu. Ya, karena ini tempat yang romantis bagi sepasang kekasih. Buat kami, ini adalah proyek penelitian terindah. Terbang jauh ke Yunani, observasi budaya yang ada di sini. Kami sewa rumah kecil di sudut jalan berbatu. Luasnya 33 meter persegi. Rumah mungil dengan dekorasi cantik.

Menjadi Kuat

Seorang bapak sedang menghabiskan waktu berdua dengan putranya. Dalam perjalanan, hujan turun. Anaknya tidak nyaman dengan suara hujan yang jatuh diatas mobil ayahnya. Ia lantas pasang head set untuk mendengarkan musik. Suara dari head set yang ia pakai terdengar sayup sayup oleh ayahnya. Dapat dibayangkan volume yang ia atur untuk mendengarkan musik tersebut. Sang Ayah melambatkan mobilnya. Hujan semakin deras. Langit semakin gelap. Anaknya memejamkan mata.  “Jangan tidur, Nak”  “Ayah butuh kamu untuk melewati ini bersama-sama” *** Beberapa kendaraan berhenti dan parkir, menunggu hujan reda. Begitu juga dengan mereka.  Hujan tidak mereda, justru bertambah deras hingga badai.  Ayah berkata “kita tunggu lima belas menit ya”. Setelah lima belas menit, badai masih terjadi. Anaknya melihat sang ayah. Sang Ayah memeriksa mobil dan memerhatikan seluruh indikator mobilnya. “Sudah saatnya kita harus melewati badainya, Nak” *** Mobil seolah terbang dihantam dari kiri dan kanan. Tangan sang ayah

Cangkir kopi untuk Nabile

Image
Matanya bengkak setelah semalaman menangisi dirinya. Nabile tak sangka ia gagal masuk perguruan tinggi. Ia merasa gelap akan masa depannya. Maksud hati ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia mampu, tetapi gagal semua.  Nabile sudah membayangkan dirinya sibuk mengikuti perkuliahan arsitektur dan malamnya mulai menekuni bisnis kulinernya. Sekarang apa? Apa kata ibu dan bapak kalau aku hanya sibuk dengan bisnis kuliner? Hanya lulusan SMA? Kacau! *** Ayam telah lama berkokok, matahari tak lagi mengintip, tapi Nabile tetap berada dalam kegelapan kamarnya. Ia tak berani keluar kamar. Ia tak siap dengan pertanyaan ibu dan bapak. *** Pintu kamar terbuka. Sinar mentari hangat masuk ke kamarnya. Ibunda Nabile masuk ke kamar membawakan secangkir kopi. “Nabile, sudah satu jam Ibu tunggu kamu sarapan. Tumben sekali. Sampai kopinya dingin lho. Masih mau diminum atau ...” tanya ibu menggoda. “Yasudah ibu taruh kulkas ya. Ibu tambahkan gula aren kesukaanmu, jadi deh ice coffee favorit ya kan.

Bohlam Bintang

Image
Bruk! Dina merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia merasa damai setiap kali menatap ke langit-langit kamarnya. Di sana ada lampu gantung tujuh bohlam yang disusun berbentuk seperti bintang.  Lampu itu ia susun bersama Arya, anak laki-laki usia 9 tahun. “Mama, lihat lampunya, keren kan?“ pamer Arya tersenyum lebar. Cahaya yang berpendar dari lampu itu tidak menyilaukan matanya, melainkan menghangatkan tubuhnya. Sudah larut, Din. Yuk tidur. Ujar suaminya. *** Kukuruyuukk... Dina memulai rutinitas paginya dengan minum satu gelas air putih. Ia langkahkan kakinya ke dapur. Ia menyiapkan sarapan dan bekal. Tas jinjing gambar kelelawar sudah terisi penuh dengan makanan dan minuman untuk dibawa ke sekolah. Dina bersiap untuk berangkat kerja bersama suaminya. Ia sempatkan ke kamar depan. Pelan-pelan ia buka pintunya. Nihil, tidak ada siapapun di dalam sana. Suaminya lantas mengusap bahunya. “Aku bawa ya bekalnya, Arya pasti senang melihat ayahnya membawa jinjingan tas kelelawarnya”. Dina mengangg

Adaptasi mulai di sini

Bukanlah spesies yang paling kuat atau paling cerdas yang mampu bertahan, tapi mereka yang paling mampu beradaptasi terhadap perubahan. - Charles Darwin - Pernyataan yang dikeluarkan ratusan tahun lalu masih relevan hingga saat ini. Saya pribadi menangkap dua hal utama dari pernyataan tersebut yaitu adaptasi dan perubahan. Satu hal yang pasti dalam hidup ini adalah perubahan itu sendiri. Setiap hari kita berhadapan dengan perubahan. Mari simulasikan.  Pakaian yang digunakan hari ini berbeda dengan kemarin. Menu masakan yang disantap berbeda dengan kemarin. Berita yang didengar hari ini berbeda dengan kemarin Perbedaan itu adalah perubahan sederhana yang kita hadapi setiap hari. Saya ulangi, setiap hari. Secara natural, kita pun menginginkan perubahan ini. Bosan jika makanan yang dimakan itu itu saja. Benar, begitu? Perubahan menjadi menakutkan ketika terjadi diluar bayangan kita sebagai individu. Perubahan menu masakan kita harapkan agar membuat semangat dan meningkatkan nafsu makan. P

Pagebluk sebagai cambuk

Image
Istilah pagebluk berasal dari bahasa jawa yang dipakai untuk menyebut wabah penyakit yang dapat menyebabkan malapetaka. Pagebluk yang saat ini akrab di telinga kita, sudah mencapai pandemi. Hal ini karena penyakitnya mendunia dan banyak korban sampai meninggal dunia karenanya. Bumi sedang kembali menemukan keseimbangannya. Pagebluk ini menjadi cambuk untuk semua pihak. Tak mengenal usia, golongan, jenis kelamin, semua bisa terinfeksi.  Apakah pagebluk ini interupsi atau disrupsi bagi tatanan kehidupan manusia? Interupsi bila sifatnya sementara. Disrupsi bila sifatnya menetap. Pagebluk menjadi cambuk setiap individu untuk melihat ke dalam diri masing-masing. Mencari makna hidup yang selama ini dijalani. Contohnya tentang makna belajar. Belajar tidak berarti di sekolah. Belajar bisa dilakukan dimana saja, karena makna belajar sesungguhnya adalah mendapatkan ilmu.  Pagebluk menjadi cambuk keluarga. Menghabiskan banyak waktu bersama di rumah, menjadi tantangan tersendiri untuk memperbaiki

Kenangan di Perpustakaan Cikini

Image
Jalan-jalan ke taman mini Lihat ikan di akuarium Ada apa di perpustakaan cikini Ada buku, mainan dan dekat planetarium *** He he, pantunnya maksa ya?  Perpustakaan cikini adalah perpustakaan daerah yang lokasinya ada di Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini raya nomor 73. Banyak kenangan yang saya alami di sana. Perpustakaan itu termasuk salah satu perpustakaan favorit keluarga kami. Kenapa? Selain karena ada lantai khusus baca untuk anak, berikut tujuh kenangan indah di perpustakaan cikini yang kami alami: 1. Membaca buku di dalam tenda Fasilitas yang ada di perpustakaan cikini membuat anak betah berlama-lama di sana. Ada ruangan yang isinya mainan, ada tempat bersantai, termasuk tenda sebagai dekorasi yang bisa dipakai jika anak mau membaca di dalam tenda. Seru kan ? :) 2. Menunggu jadwal ke planetarium sambil membaca di perpustakaan.  Planetarium di Taman Ismail Marzuki selalu ramai pengunjung. Untuk menunggu jadwal menonton di planetarium, anak-anak bisa bersantai sambil membaca buku di

Kejutan dari pandemi

Image
  Genre : Fiksi “Anita, mulai bulan depan, giliranmu adalah shift dua ya” “Baik, Pak.” Jawab Anita sigap meskipun hatinya tak bisa menerima keputusan ini. Shift dua berarti jadwal bekerjanya dimulai pada pukul 15.00 dan berakhir pada pukul 23.00 WIB. Dia pun meramal jam pulangnya bisa di atas tengah malah. Proses tutup buku setiap harinya butuh waktu panjang karena harus memastikan jumlah uang di tangan sudah sesuai dengan pencatatan di sistem. Sebagai kasir, beberapa kali ia harus merogoh kantongnya sendiri untuk menambah selisih uang kas agar angkanya sama dengan pencatatan sistem. Bayangan sosok laki-laki bungkuk yang mengendarai motor terlintas jelas di pikirannya. Laki-laki itu pasti akan bersikeras menjemput anak gadis semata wayangnya itu. Ia akan setia menunggu sampai tengah malam di terminal yang penuh dengan asap rokok. Ah, tak mungkin aku tega membuat Ayah menungguku larut malam, batin Anita. Ia lantas mengundurkan diri. *** Gaji terakhir itu ia gunakan sebagai m

Gema Takbir

Image
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar Tak pernah terbayangkan hidup di kala pandemi, terlebih merayakan Iduladha ketika pandemi. Malam sebelum Iduladha, alunan takbir menggema dari masjid dekat tempat tinggal kami. Udara sejuk masuk ketika kami buka pintu belakang, memenuhi unit kami yang berada di lantai 26.  “Besok sholat Ied di mana? tanya saya kepada suami. “Katanya, di lapangan parkir antara satu bangunan dan bangunan lainnya akan diselenggarakan Sholat Ied, Neng” “Mau sholat Ied di sana?” “Apa sudah aman ya?” “Hmm, apa aman untuk Aidan?” tanya saya sambil menunjuk anak laki-laki usia 7 tahun. “Kita sholat Ied di unit saja, aku jadi imam” “Titip khotbah soal anak yang patuh pada orang tua ya Mas” “Ok” jawabnya. *** Iduladha mengingatkan saya pada dua peristiwa penting yaitu ibadah haji dan kisah nabi Ibrahim dan Ismail. Keduanya saya maknai dengan pengorbanan yang berbuah manis. Untuk menunaikan ibadah haji, setiap hamba Allah ta’ala perlu menabung dalam jumlah waktu yang lam

SELENDANG IJAS NYAI

Image
Penulis : Arina - Ima - Yena- Faizah - Ellen - Lathifah - Leila - Isya Cahaya langit kian redup, perempuan tua berselendang ijas itu dengan lembut mengusap nisan di depannya. Nyai, begitulah mendiang suami memanggilnya. Tiga puluh tahun berlalu, tak pernah satu Jumat pun ia lewatkan untuk berziarah. "Nyai rindu, Kang, ingin cepat bertemu, tunggu Nyai," ucapnya lirih sambil menaburkan bunga. Jika sebuah pertemuan dengan sang suami bisa dibeli, mungkin seluruh hartanya 'kan ia taruhkan, siapa pun yang menatap matanya akan tahu, ada rindu tak bertepi di sana.  Awal menikah, suaminya pernah memberikan selendang ijas yang kini menemani hari-harinya selepas kepergian suami. Keanggunan yang terpancar, tatapan yang dalam adalah alasan sang suami memberikan selendang berwarna ijas, sebagai tanda kekuatan kepribadiannya.  "Ingat, Nyai, pakailah selendang ini saat keluar rumah, dan jangan pernah kamu berikan pada siapa pun." Amanah suaminya itu tak pernah ia lupakan. ** De

Aku Mendapat Doraemon

Image
Kenapa kamu suka warna biru?  tanyaku suatu pagi. Karena aku suka Doraemon, jawab adikku lantang. *** Sebagai adik, ia tidak sungkan untuk berbeda pendapat denganku. Ia selalu yakin bahwa setiap permasalahan bisa diselesaikan dengan bermacam cara. Ia berpikir kreatif untuk menawarkan ragam solusi. Ia juga tidak mudah menyerah. Kalau dipikir-pikir, itu semua sikap yang dimiliki oleh Doraemon. Ketika kecil, ia peluk erat boneka Doraemon sebagai teman tidur. Ia sangat mengagumi kartun itu. Tidak heran, banyak sikapnya terinspirasi dari robot kucing itu. *** Kini, setelah hampir seratus hari beraktivitas di rumah saja karena pandemi,  aku mendapat Doraemon! Aku merasa beruntung seperti Nobita yang selalu ditolong dari kemalangan.  Mengikuti panggilan hidup atas refleksi selama masa di rumah saja, aku membuat akun instagram ceritabadi. Itu adalah aksi sosial dalam bentuk menjalin kisah ibu dan anak Indonesia lalu mengabadikan dalam bentuk microblogging, video ataupun sesi berbagi. Tujuannya