Aruna


Amboi! Semua bersorai mendukung kontestannya masing-masing. Ada tujuh wanita anggun yang terpilih sebagai finalis kontes kecantikan tahun ini. Pikiranku tertuju pada seorang kontestan yang punya gaya berbeda dengan yang lain. 

Kontestan itu berasal dari kota besar, kota metropolitan. Pendidikannya tinggi, lulusan program master dari salah satu universitas di negeri Paman Sam. Mengetahui profilnya dari biodata yang kubaca, membuatku punya bayangan tertentu dengan sosok ini.

Selama karantina, aku banyak terkejut dengan caranya bertutur kata dan berpenampilan. Pada kelasku mengenai sinematografi, ia memiliki wawasan luas tentang etnografi, ilmu sosial bidang antropologi yang banyak kujadikan landasan dalam menyutradarai film. Bahasa yang ia gunakan dalam berpendapat sangat santun. Ia juga masih fasih berbahasa indonesia tanpa terlihat kesulitan mengucapkannya karena terbiasa berbahasa inggria dua tahun terakhir. Aku juga sering bertemu dengannya di ruang ibadah.

Malam ini, semua kontestan menunjukan penampilan terbaiknya dan wawasan mereka. Dalam rapat dewan juri, aku biarkan juri lain berkomentar. Suara bulat. Mereka menentukan siapa yang berhak menjadi pemenang. Sebagai juri utama, aku setuju dengan pandangan semua dewan juri. 

***

Kontestan yang menarik perhatianku itu tidak menang dalam kontes kecantikan tetapi ia memenangkan pikiranku. Kain dewangga yang ia kenakan di malam final, menginspirasi film selanjutnya yang akan kubuat. Film kontemporer tentang sosok wanita istimewa. Wanita yang pikirannya menembus batas cakrawala tetapi perilakunya tajam menyelami akar budaya. Aruna, namanya.

Comments

Popular posts from this blog

Janji Surya

Bagian 1. Abu Muda

Bagian 4. Kuning