Bagian 8. Biru Muda

freepik.com

 


Bagian 8.

Suamiku tidur lebih awal. Aku menatap wajahnya yang sedang terlelap. Memang tidak mudah menjadi kepala keluarga yang harus memastikan anggota keluarganya hidup nyaman. Sebagai pemberi nafkah di keluarga ini, hatinya pasti cemas karena kesalahan yang dia lakukan di kantor, dapat membuatnya diberhentikan dari pekerjaan saat ini.

Ya, Allah, semoga engkau memberikan petunjuk. Bantulah kami agar bisa keluar dari permasalahan yang sedang menimpa kami. Engkau sebaik-baik penolong.

Aku meneguk air yang ada di dekatku. Menyadari diri sedang kelelahan dan mencari sumber untuk menghilangkan rasa lelah, ibarat minum air ketika kehausan, begitu melegakan. Air menjadi sumber kehidupan umat manusia.  Aku pegang gelas berisi air mineral yang baru saja aku minum, aku berharap kita bisa melewati ini dengan tegar. Semoga semuanya baik-baik saja.

Sesuai arahan psikolog, aku harus rutin melakukan slow breathing. Aku pejamkan mata sambil membayangkan diriku ada di tepi pantai. Air laut yang tenang dan berwarna biru muda memancarkan ketenangan. Kuhirup napas dalam-dalam. Langit yang cerah terlukis begitu indah. Betapa sempurnanya ciptaan sang maha kuasa. Kuhembuskan napas perlahan. Seiring dengan rutinitasku mengolah napas, aku pun lebih mampu mengolah pikiran, perasaan dan tindakanku. Usai mengulang teknik slow breathing sebanyak empat kali, aku memejamkan mata dan bersiap tidur.

Tiba-tiba tanganku diraih oleh suamiku. Ia genggam erat jemariku sambil tetap terlelap. Seperti air tenang yang mendapat tetesan air, ia membuat gelombang-gelombang di sekitarnya. Begitu lah suamiku saat ini, ia terlihat tenang dari luar, tetapi gelombang emosi dan perasaan tidak tenangnya mulai beresonansi.

Alirkan saja emosi yang sedang kau rasakan. Jangan biarkan kau bawa terus tanpa sempat kau kuras isinya.

  

 

---bersambung---

 

 

Writober2021

#RBMIPJakarta

#air

#cerpen

#BulanKesehatanMental

 



Comments

Popular posts from this blog

Janji Surya

Bagian 1. Abu Muda

Bagian 7. Biru Tua